Pemerintahn Daerah (Pemda) DIY terus berupaya mensosialisasikan
secara internal melalui berbagai media logo dan tagline ‘Jogja Istimewa’
sebelum diluncurkan dalam Pisowanan Agung Rakyat Yogyakarta di
Pagelaran Kraton Yogyakarta pada 7 Maret 2015. Menggaungkan ‘Jogja
Gumregah’ sebagai implementasi dari ‘Renaissance’ ini akan melibatkan
partisipasi langsung dari masyarakat baik di tingkat kabupaten/kota
se-DIY.
Sekda DIY, Ichsanuri menyampaikan pihaknya mengharapkan partisipasi
aktif dari masyarakat serta keterlibatan kabupaten/kota untuk memastikan
event akbar yang digelar pada 7 Maret 2015 mendatang berlangsung
sukses. Pemda DIY sendiri secara internal sudah mensosialisasikan logo
dan tagline ‘Jogja Istimewa’ tersebut yang nantinya bisa diaplikasikan
dalam urusan internal maupun eksternal.
“Saya minta semua terlibat, tidak hanya SKPD saja tetapi seluruh
masyarakat baik di tingkat kota/kabupaten harus ikut serta
berpartisipasi melalui caranya masing-masing dalam peluncuran rebranding
ini. Baik Pemda maupun Tim 11 Rebranding Jogja sejak awal sudah membuka
diri dan meminta partisipasi aktif masyarakat baik secara langsung
maupun tidak,” kata Ichsanuri disela-sela Rapat Kordinasi (Rakor)
Pisowanan Agung Rakyat Yogyakarta dalam rangka Peluncuran Rebranding
Jogja di Gedhong Pracimosono Yogyakarta, Selasa (24/02/2015).
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) DIY, Umar Priyono mengatakan dilihat
dari konteks global maka konsep partisipatif yang akan diusung dalam
kirab budaya dalam peluncuran Rebranding Jogja. Setelah dikenalkannya
logo dan tagline Yogyakarta yang baru, pihaknya telah mensosialisasikan
di berbagai forum baik ditingkat provinsi hingga kabupaten/kota.
“Kami menggunakan setiap momentum supaya pemahaman seluruh masyarakat
tentang rebranding Jogja baik dan tidak terjadi kesalahpahaman. Logo
ini niatnya baik dan prosesnya melalui partisipasi warga jadi bisa
dikatakan sesuatu yang nyata mulai dari ide dan inovasinya,” katanya.
Dalam konteks pisowanan agung nanti, Umar menyampaikan pertunjukan
yang ditampilkan nantinya adalah kontribusi dari kabupaten/kota dengan
link budaya. Karnaval budaya adalah bagian dari budaya, maka
kabupaten/kota diminta partisipasinya sesuai potensi yang dimiliki
masing-masing daerah yang nantinya akan melalui penggalan jalur sumbu
filosofi dari Tugu Yogyakarta hingga Kraton Yogyakarta. Pihaknya juga
telah menyiapkan dana sebesar Rp 100 juta dalam kirab budaya tersebut.
“Apapun alasannya apabila sudah diluncurkan, pemilik logo tersebut
adalah kita semuanya. Kami melibatkan sekitar 2.000 orang antara lain 20
pasukan bregodo, marching band, kesenian rakyat dan tradisi serta
partisipasi nyata perwakilan dari kabupaten/kota yang meneguhkan
identitas masing-masing,” imbuhnya.
Perwakilan Tim 11 Rebranding Jogja, Marzuki Mohamad menambahkan
konsep yang diusung dalam pisowanan agung tersebut yaitu ‘Jogja
Gumregah’ dan HUT Jumenengan HB X yang menggambarkan ‘Jogja
Renaissance’. Penyusunan logo dan tagline sudah melibatkan langsung
masyarakat yang akhirnya dipilih oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X.
“Kami ingin nanti rakyat sendirilah yang mengantarkan sekaligus
menghanturkan logo baru tersebut sebagai persembahan kepada rajanya.
Selain itu, prosen internalisasi nilai-nilai ‘Jogja Gumregah’ dengan
peluncuran ini bisa dicapai hingga selurih lapisan masyarakat,”
tandasnya.
Pisowanan Agung Rakyat Yogyakarta tersebut juga akan dimeriahkan
pesta rakyat, kirab budaya, dekorasi dan pernak-pernik serba Jogja
Istimewa disepanjang penggalan sumbu filosofis, pembentangan kain
selebar 1 meter dari Tugu Yogya hingga Kantor Pos Besar Yogyakarta yang
berisi suara warga dan nantinya disampaikan kepada Sultan HB X. Selain
itu juga dipersiapakn tiga titik panggung pesta rakyat dan sablon gratis
H-2 di beberapa titik yang dapat dinikmati masyarakat tanpa dipungut
biaya.
via krjogja
0 Response to "Pisowanan Agung Rakyat Jogja 7 Maret 2015 #EventJogja"
Post a Comment